Kavaleri mulanya mengacu pada pasukan berkuda yang berkembang menjadi kendaraan berlapis baja.
Kavaleri adalah pasukan kendaraan berlapis baja macam tank dan panser. Istilah ini pada awalnya mengacu pada pasukan berkuda. Cikal bakal Kavaleri Angkatan Darat muncul di masa perang kemerdekaan. Pertempuran di Surabaya pada November 1945 menjadi salah satu cikal bakal itu. Perang ini melibatkan beberapa pemuda Indonesia, salah satunya Soebiantoro, yang kemudian hari menjabat sebagai Danpussenkav. Satuan Kavaleri dibentuk pada tahun 1950 dengan nama Komando Berlapis Baja di bawah pimpinan Letkol Kav KGPH Soerjo Soejarso.
Kala itu, ia membawahi 4 eskadron Kavaleri di Bandung, Magelang, Palembang dan Medan. Eskadron Kavaleri tersebut dilengkapi dengan alat tempur utama, seperti kendaraan-kendaraan tempur eks KNIL berupa Ford Link, Humber Scout, Otter Body Car, Universal Carrier, dan Stuart. Sejarah Lahirnya Kavaleri TNI Melansir laman pussenkav.mil, di periode 1958-1965 terjadi perubahan organisasi di lingkungan TNI AD termasuk Kesenjataan Kavaleri, di mana Pusat Kavaleri diubah menjadi Pusat Kesenjataan Kavaleri sesuai dengan Surat Keputusan Men/Pangad nomor: Kpts/1588/11/1962 tanggal 16 November 1962.
Periode 1965-1980 merupakan masa pemantapan untuk mendukung konsep pengembangan kekuatan Kavaleri Angkatan Darat. Di bawah naungan Brigjen TNI R.B. Soewito dicanangkan gagasan pengembangan Kavaleri. Proyek itu dikenal sebagai “Giling Wesi” salah satunya membentuk Yonkav 10 Dam XIV/Hasanuddin pada tahun 1975. Kemudian, pada periode 1980-1990, muncul proyek Beta yaitu pengadaan Ranpur AMX-13/105 sebanyak 100 unit untuk menggantikan Ranpur AMX-13/75 Kostrad. Ranpur ini untuk mengisi Batalyon Kavaleri Kewilayahan. Pada tahun 2001-2007, mereka memfokuskan diri di Bidang materiil.
Pada periode ini dilakukan proses penataan Ranpur ke satuan-satuan Kavaleri dalam pulau Jawa sebanyak 130 unit dan pengadaan 32 unit Panser VAB-NG buatan Perancis. Tujuannya untuk penugasan pasukan penjaga perdamaian Garuda XXIII-A / UNIFIL di Lebanon. Berdasarkan Surat Perintah Kasad nomor: Sprin/1600/X/2004 tanggal 4 Oktober 2004 struktur organisasi Pussenkav yang semula dibawah Mabesad beralih Komando dibawah Kodiklat TNI AD. Di tahun 2011, sebagaimana dikutip laman tniad.mil.id, mereka berfokus pada program modernisasi Alustita bagi satuan TNI AD, yakni berupa pembelian Tank MBT Leopard diharapkan akan memperkuat Alutsista TNI AD.
Makna Lambang Kavaleri Seloka/Semboyan Batalyon Infanteri di Indonesia adalah Yudha Wastu Pramuka, di mana Yudhawara berarti pelaksanaan atau alat perang. Sedangkan Pramuka, secara harafiah berarti paling depan atau secara wujud berarti termuka. Jadi Yudhawastu Pramuka berarti pelaksana/alat perang yang terdepan atau alat perang utama. Simbol daun-daun pakis berarti daya gerak dan kemampuan mempertahankan dalam segala bentuk medan dan cuaca.
Sementara simbol dua senjata
bersangkur berarti daya tembak dan daya gempur. Dikutip laman pussenif.mil.id,
Batalyon Infanteri atau Yonif merupakan satuan dasar tempur pasukan infanteri
Tentara Nasional Indonesia (TNI) di bawah brigade atau resimen. Batalyon
infanteri merupakan bagian taktis dari suatu brigade dan dapat juga berdiri
sendiri dengan tugas taktis dan administrasi. Batalyon umumnya terdiri dari,
Sebuah Markas Batalyon, Kompi Markas (umumnya terdiri dari Peleton Angkutan,
Kesehatan, Komunikasi atau Perhubungan, Perbekalan dan lainnya). Selain itu,
Kompi Senapan (biasanya tiga-lima Kompi, disesuaikan dengan luas wilayah
tugas), dan Kompi Bantuan (mengoperasikan senapan mesin berat, Mortir, STTB,
Senjata Anti Tank dsb).
Kontributor:
Abraham William
Penulis: Abraham William
Editor: Alexander Haryanto
Penulis : Humas Mandalahayu | Terbit : 2022-02-08 | Dibaca : 1181